1.
Proses opini
adalah hubungan antara kepercayaan, nilai, dan usul yang dikemukakan oleh
perseorangan di depan umum dan kebijakan yang dibuat oleh pejabat terpilih
dalam mengatur perbuatan sosial dalam situasi konflik, yaitu dalam politik (Nimamo,
2011: 12). Oleh karena itu McNair (2003) mengemukakan komponen komunikasi
politik terdiri dari tiga unsur utama yaitu, organisasi politik, media, dan
warga negara. Dalam hal ini organisasi politik menyampaikan kebijakan politik
atau pesan politik melalui institusi media agar dapat diterima secara
menyeluruh oleh warga negara. Pesan politik dari organisasi politik dapat
berupa program acara atau iklan politik. Program acara atau iklan politik
inilah yang menghasilkan opini publik di masyarakat. Fenomena yang terjadi di
Indonesia mengenai komunikasi politik terlihat pada partai-partai atau elit
politik yang menguasai dan menggunakan media cetak atau elektronik dalam
menyampaikan pesan politiknya seperti partai Golkar yang menyiarkan iklan pada
stasiun televisi TvOne dan Antv tentang partai Golkar secara berulang-ulang.
Sehingga opini yang terbentuk dalam masyarakat dapat dengan mudah dikendalikan
oleh para komunikator politik melalui institusi medianya.
2.
Definisi propaganda menurut James E.
Combs dan Dan Nimmo (1994:23) yaitu Usaha yang disengaja dan sistematis, untuk
mencapai respon yang lebih jauh lagi merupakan tujuan yang diinginkan oleh ahli
propaganda. Contohnya propaganda Partai Nasional Demokerat yang dilakukan
melalui surat kabar Harian Umum Media Indonesia. Sedangkan Iklan Politik
menurut William (1989) adalah semua bentuk
aktifitas untuk menghadirkan dan mempromosikan individu maupun partai mereka,
secara nonpersonal melalui media yang dibayar oleh sponsor tertentu, berisikan
muatan-muatan politik, seperti berisikan profil pribadi tokoh elit partai
tersebut yang nantinya akan membangun minat pilih masyarakat akan diberikan
kepada calon tersebut yang lebih dikenal masyarakat sehingga nantinya suara
atau hak pilih masyarakat terebut diberikan kepada orang yang sering melihat
iklan tersebut, contohnya adalah iklan politik Partai Golkar yang disiarkan
oleh TvOne dan Antv. Gilson & Berkman (1980), Iklan merupakan media
komunikasi persuasif yang dirancang untuk menghasilkan respon dan membantu
tercapainya objektifitas atau tujuan pemasaran, contohnya adalah iklan-iklan
yang muncul setiap hari di televisi misalnya iklan Garuda Indonesia. Menurut
saya iklan politik yang efektif adalah iklan politik yang memiliki unsur
edukasi, sehingga tidak hanya mempromosikan tetapi memberikan pengetahuan
mengenai politik.
3.
Melalui media
orang bisa menyaksikan dan mengikuti aktivitas politik seperti pidato,
kampanye, konferensi pers, rapat-rapat partai, tour dan traveling para
politisi, debat kandidat, siapa menang dan siapa kalah, strategi apa yang
digunakan dalam memenangkan pemilu, berapa banyak uang dibelanjakan untuk calon
jadi, bagaimana pandangan public terhadap calon. Pendek kata, orang yang mau
menjadi tokoh atau selebritas harus dekat dengan media, demikian juga dengan
para politisi jika ingin memenangkan pemilu harus berhubungan dengan media.
Tanpa media politisi tidak berdaya. Sebab jika media memunculkan informasi yang
salah tentang seorang kandidat, maka ia juga memunculkan gambaran yang salah
pada khalayak (Cangara, 2011: 311). Aspek
proses produksi media yang memiliki dampak pada komunikasi politik adalah aspek
kebijakan dari pemilik institusi media, ideologi media dan iklim organisasi
pada suatu media yang akan menentukan program-program apa saja yang akan
ditayangkan mengenai politik oleh media tersebut (McNair, 2000).
4.
Kelompok
kepentingan adalah sekelompok manusia yang mengadakan persekutuan yang didorong
oleh kepentingan-kepentingan tertentu. Kepentingan ini dapat berupa kepentingan
umum atau masyarakat luas ataupun kepentingan untuk kelompok tertentu. Contoh
persekutuan yang merupakan kelompok kepentingan, yaitu organisasi massa,
paguyuban alumni suatu sekolah, kelompok daerah asal, dan paguyuban hobi
tertentu (Bambang,
2007: 176).
Fenomena yang terjadi di Indonesia pada kehidupan politiknya adalah kebijakan
BBM yang akan dikeluarkan pemerintah beberapa waktu yang lalu, rencananya
pemerintah akan mengeluarkan kebijakan untuk membedakan jenis BBM untuk mobil
pribadi dan sepeda motor tetapi dengan banyaknya protes dari mahasiswa yang
dalam hal ini berperan sebagai pressure
group sehingga pemerintah mencari solusi lain yang lebih diinginkan oleh
masyarakat. Fenomena pressure
group yang dapat menjadi distorsi adalah Front Pembela
Islam yang selalu bertindak anarkis, dan bertindak seolah-olah mereka adalah
penegak hukum yang selalu mengadili orang ataupun kelompok yang mereka anggap
salah.
Sumber
Bambang
S dan Sugianto.Pendidikan Kewarganegaraan.(Surakarta:Penerbit
Grahadi,2007) hlm 176
Cangara,
Havier.2011.Komunikasi Politik Konsep,
Teori, dan Strategi. Jakarta:Rajagrafindo.
McNair,
Brian.2000. An Itroduction to Political
Communication(Third edition)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar