Jacques Ellul, mendefinisikan propaganda
sebagai komunikasi oleh suatu kelompok terorganisasi yang ingin menciptakan
partisipasi aktif atau pasif dalam tindakan-tindakan suatu massa yang terdiri
atas individu-individu, dipersatukan secara psikologis melalui manipulasi
psikologis dan digabungkan di dalam suatu organisasi (Dan Nimmo, 2011:123-124).
Sedangkan menurut James E. Combs dan Dan Nimmo (1994:23) yaitu, usaha yang
disengaja dan sistematis, untuk mencapai respon yang lebih jauh lagi merupakan
tujuan yang diinginkan oleh ahli propaganda. Menurut pendapat di atas maka penulis
berasumsi bahwa propaganda merupakan strategi yang di gunakan oleh elit politik
atau partai politik untuk mempersuasi masyarakat. Propaganda dapat melalui media elektronik
misalnya iklan di televise dan dapat melalui media cetak misalnya pada surat
kabar.
Dalam melakukan propaganda diperlukan teknik-teknik
agar tujuan propaganda yang dilakukan dapat diterima oleh pihak yang dimaksud.
Menurut penguraian Decker (1967), ada tujuh teknik propaganda yang biasa
digunakan, yaitu: (1) Name-calling
(2) Glittering Generalities (3) Testimonial (4) Transfer
(5) Card-stacking (6) Plain-folkz (7) Bandwagon technique.
Name
calling adalah pemberian
julukan atau sebutan dalam arti yang buruk. Teknik ini memberi cap buruk pada
individu, kelompok, bangsa, ras, kebijakan-kebijakan, para praktisi,
kepercayaan, dan cita-cita tertentu. Teknik ini banyak digunakan oleh para
pelaku politik untuk memunculkan persepsi negatif masyarakat dengan memberi
julukan yang buruk kepada lawan politiknya. Teknik ini banyak digunakan pada
saat menjelang pilkada untuk menyerang lawan politiknya. Misalnya, julukan “bang
kumis” pada sosok fauzi Bowo.
Glittering Generalities, teknik
propaganda ini menyamakan sesuatu yang dipropagandakan dengan tujuan-tujuan
mulia, luhur, dan biasanya selalu menggunakan pernyataan-pernyataan yang
mengesankan kebajikan. Teknik ini bertujuan untuk menarik simpati masyarakat
secara tidak langsung. Hal ini dapat kita lihat pada kata-kata yang disematkan
pada Jokowi yaitu dekat dengan rakyat, secara tidak langsung penggunaan
kata-kata tersebut membuat masyarakat kecil ikut diperhatikan. Sehingga mereka
memberi respon positif kepada Jokowi.
Testimonial adalah teknik
ini memberi suatu kesaksian mengenai kebaikan atau keburukan sesuatu. Dengan
memberikan kesaksian yang dimaksudkan tujuannya untuk memengaruhi massa agar
mengikutinya. Misalnya, apa yang dilakaukan oleh Metro Tv yang sering
mewawancarai korban lumpur lapindo yang notabene tidak berpihak kepada Aburizal
Bakrie. Dengan melakukan hal ini pihak Partai Nasional Demokerat tidak secara
langsung memberikan serangan politik kepada lawan politiknya tetapi melalui
saksi atau korban lumpur lapindo.
Transfer adalah teknik propaganda yang menggunakan pengaruh dari
seseorang tokoh yang paling berwibawa di lingkungan tertentu. Teknik ini
memanfaatkan wibawa, kesepakatan, dan kehormatan sebagai sarana untuk
memperkuat penerimaan masyarakat dalam propaganda. Misalnya seperti yang
terjadi di Jawa Timur yang merupakan basis NU terbesar di Indonesia. Para kyai
dari pesantren tersebut diikut sertakan dalam kepengurusan partai politik yang
berbasis NU seperti Partai Kebangkitan Bangsa.
Card-stacking teknik
ini mengarahkan masyarakat kepada keadaan pemikiran yang dikehendaki. Dalam
teknik ini digunakan seni mengelabui demi kepentingan kelompok, bangsa,
perbuatan, kepercayaan, atau cita-cita. Teknik ini banyak dilakukan oleh
pemerintahan. Misalnya, apabila sudah tiba pada saat masa-masa akhir
pemerintahan, pemerintah incumbent akan
banyak mengeluarkan kebijakan yang lebih memihak kepada masyarakat.
Plain-folkz, teknik semacam ini adalah dilakukan dengan usaha
merakyat dan menyederhana guna merebut kepercayaan masyarakat. Dalam hal ini
para politisi, pemimpin suatu organisasi, usahawan, pejabat-pejabat negara atau
bahkan guru tampil di tengah-tengah masyarakat seolah-olah sebagai bagian dari
masyarakat itu sendiri. Misalnya, terlihat pada kegiatan “blusukan” Jokowi ke
tempat-tempat kumuh, pasar tradisional, bantaran sungai. Jokowi tidak
sungkan-sungkan membantu dalam kegiatan tersebut.
Bandwagon technique adalah teknik yang bertujuan
untuk membuat orang agar mengikuti tindakan banyak orang yang sudah sesuai
dengan kehendak pembuat propaganda. Misalnya, seperti yang dilakukan pihak
oposisi yang memberikan provokasi kepada mahasiswa untuk melakukan penolakan
terhadap kebijakan pemerintah, kenaikan harga BBM misalnya sehingga banyak yang
tertarik untuk ikut mengeluarkan aspirasinya melalui demostrasi.
Dan
Nimmo.2011.Komunikasi Politik Komunikator, Pesan, dan Media.Bandung:PT
Remaja Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar